Thursday, 15 October 2009

FC. Internazionale ke Serie B?

Karena kegerahan saya mengenai ejekan dan tuduhan sejumlah tifosi klub Italia lain belakangan ini kepada Inter yang menganggap Inter diselamatkan FIGC dari degradasi 1922 dan menjadikan Venezia sebagai pengganti Inter, maka saya mencoba melakukan sebuah pencarian dari berbagai sumber mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Prima Categoria FIGC dan Prima Divisione CCI (sebelum masa Serie-A) musim kompetisi 1921-1922 serta Prima Divisione 1922-1923.

I. Campionato Federale/Prima Categoria & Seconda Categoria/Promozione FIF/FIGC



Sejak kompetisi sepakbola di Italia bergulir pada tahun 1898, klub-klub sepakbola Italia baru bermunculan satu demi satu dan menyebabkan ledakan jumlah klub sepakbola yang berkompetisi di Campionato Federale. Untuk mengatasi masalah ini Federasi Sepakbola Italia yang ada saat itu (FIF yang kemudian berganti nama menjadi FIGC tahun 1909) membuat sebuah kompetisi baru bernama Seconda Categoria (sebelum masa Serie-B) di tahun 1904 sebagai ajang untuk menyaring kompetensi klub-klub baru ini sebelum dipromosikan ke Campionato Federale baru yang sejak saat itu diberi nama anyar: Prima Categoria.


Adalah Pro Vercelli klub pertama dari Seconda Categoria yang berhasil promosi ke Prima Categoria di tahun 1907 dan bahkan langsung berhasil menjuarai kompetisi tertinggi sepakbola Italia tersebut di tahun 1908 atau hanya 1 tahun setelah promosi. Pada 1912 FIGC menetapkan peraturan baru tentang promosi yang akhirnya merubah nama Seconda Categoria menjadi Promozione.

II. FIGC & CCI


Tapi kemudian masalah barupun muncul, meskipun jumlah klub baru yang bisa masuk Prima Categoria berhasil dibatasi setiap musimnya namun jumlah klub yang berkompetisi di sana terus bertambah karena tidak adanya klub yang keluar (atau degradasi) dari situ. Parahnya adalah karena saat itu setiap klub yang berkompetisi di Prima Categoria memiliki representatif di FIGC (jadi seperti Parlemen) maka banyak klub-klub kecil yang jumlahnya mayoritas menolak usulan klub-klub elit Italia untuk memberlakukan sistem degradasi untuk mengurangi jumlah klub Prima Categoria sekaligus membuat kompetisi berjalan lebih kompetitif.


Puncaknya adalah pada saat pelatih legendaris Italia, Vittorio Pozzo, mengajukan petisi kepada FIGC pada 1921 yang popular dengan sebutan Progetto Pozzo agar dirancang sebuah sistem degradasi namun setelah voting yang berjalan alot ternyata petisi tersebut harus kandas karena representatif klub-klub kecil yang telah disebutkan di atas tidak ingin terlempar dari Prima Categoria. Akhirnya di tahun tersebut para klub elit memutuskan hengkang dari FIGC dan membentuk CCI dan mengadakan kompetisi sendiri yang mereka namakan Prima Divisione dan kasta keduanya yang dinamakan Seconda Divisione. Sementara di sisi lain FIGC tetep ngotot menyelenggarakan Prima Categoria meski tanpa dihadiri klub-klub elit.



III. Prima Divisione 1921-1922 (CCI)

Salah satu regulasi yang disetujui dalam penyelenggaraan pertama Prima Divisione musim 1921-1922 oleh CCI adalah diberlakukannya regulasi sistem degradasi, sementara sistem kompetisi akan dibagi dalam 2 turnamen; Lega Nord dan Lega Sud. Juara masing-masing turnamen akan diadu dalam Final untuk menentukan juara Prima Divisione 1921-1922.


Lega Nord yang diikuti 24 klub akan dipecah menjadi 2 Grup, kedua Juara Grup akan diadu dalam Final Lega Nord dan pemenangnya akan menjadi Juara Lega Nord Prima Divisione 1921-1922 sementara kedua Juru Kunci juga akan diadu dalam play-off degradasi (spareggi) dan yang kalah akan terdegradasi untuk kemudian digantikan Juara Lega Nord Seconda Divisione 1921-1922.


Lega Sud diikuti oleh 32 klub yang terbagi dalam 5 Regional berbeda (Lazio, Marche, Campania, Puglia dan Sicilia) karena kemampuan ekonomi klub peserta Lega Sud tidak memungkinkan untuk diadakannya turnamen panjang seperti yang diterapkan di Lega Nord, masing-masing Juara Regional akan diadu dalam play-off dan pemenangnya menjadi Juara Lega Sud sementara regulasi degradasi Lega Sud memberlakukan sistem berbeda untuk masing-masing Regional: Lazio (9 klub berformat liga, 3 klub terbawah degradasi langsung), Marche (6 klub yang dibagi dalam 2 grup, 5 klub terdegradasi langsung), Campania (7 klub berformat liga, hanya 1 klub terbawah yang degradasi langsung), Puglia (4 klub berformat liga, hanya 1 klub terbawah yang degradasi langsung), Sicilia (6 klub berformat liga, hanya 1 klub terbawah yg degradasi langsung).


Klasemen Akhir Prima Divisione CCI 1921-1922


Lega Nord


Grup A:


1. Pro Vercelli 36

2. Novara 32

3. Bologna 27

4. Mantova 24

5. Andrea Doria 23

6. Juventus 22

7. Hellas Verona 22

8. US Milanese 20

9. AC Milan 18

10. US Livorno 17

11. Spezia 16

12. Vicenza 7



Grup B:

1. Genoa 37

2. Alessandria 28

3. Pisa 27

4. Modena 26

5. Padova 23

6. Casale 20

7. Legnano 20

8. Savona 20

9. Torino 20

10. Venezia 17

11. Brescia 15

12. Inter Milan 11



i) Pro Vercelli dan Genoa maju ke Final Lega Nord

ii) Vicenza dan Inter Milan bertemu di Play-off degradasi Lega Nord


Lega Sud

Campania:


1. Puteolana 24


2. Savoia 18

3. Inter Napoli 12

4. Naples FC 11

5. Ilva Bagnolese 10

6. Juve Stabia 9

7. Salernitana 0


Sicilia:

1. Palermo 20

2. Libertas Palermo 12

3. Messinese 10

4. Umberto Messina 10

5. SC Messina 8

6. Vigor Trapani 0

Marche:


Grup Macerata:


1. Helvia Recina 8

2. Macerata FC 4

3. Virtus Macerata 0


Grup Ancona:

1. Anconitana 8

2. Virtus Senigallia 4

3. Folgore 0


Grup Finale Marche:

1. Anconitana 12

2. Vigor Senigallia 7

3. Helvia Recina 4

4. Macerata FC 1


Lazio:

1. Fortitudo Roma 28

2. Alba Roma 22

3. Juventus Audax 21

4. Lazio 21

5. US Romana 15

6. Roman FC 12

7. Audace Roma 12

8. Pro Roma 8

9. Tivoli 4


Puglia:

1. Audace Taranto 9

2. Pro Italia Taranto 8

3. Liberty Bari 6

4. Veloce Taranto 1


i) Puteolana, Palermo, Anconitana, Fortitudo Roma dan Audace Taranto maju ke Final Lega Sud

ii) Salernitana, Vigor Trapani, Virtus Macerata, Folgore, Audace Roma, Pro Roma, Tivoli dan Veloce Taranto terdegradasi langsung ke Seconda Divisione Lega Sud


Finale Lega Nord

Pro Vercelli vs Genoa 0-0 2-1 (Agg. 2-1)


Finale Lega Sud


1st Round:


Puteolana vs Anconitana 3-0

Audace Taranto vs Palermo 1-0


Semifinal:

Fortitudo Roma vs Audace Taranto 4-1


Final:

Fortitudo Roma vs Puteolana 2-0

Finale Prima Divisione CCI 1921-1922



Fortitudo Roma vs Pro Vercelli 0-3 5-2 (Agg.8-2)

* Revisi pasca Comprommeso Colombo:


Lega Nord;

1) Play-off degradasi Vicenza vs Inter Milan dibatalkan

2) US Livorno, Spezia, Venezia dan Brescia diikutsertakan dalam play-off degradasi


Lega Sud;

1) Grup Regionale Marche ditiadakan, semua klub di dalamnya terdegradasi ke Seconda Divisione Lega Sud kecuali Anconitana sebagai Juara Grup


IV. Re-Integrasi CCI ke FIGC 1922


Padd 22 Juni 1922 atau hanya setahun setelah 'pembelotan' CCI, pihak FIGC dan CCI menyetujui petisi yang diajukan Emilio Colombo (Direktur harian olahraga terkemuka La Gazzetta Dello Sport saat itu). Petisi ini yang dikenal dengan sebutan Comprommeso Colombo yang berisi formula penyelenggaraan sebuah kompetisi baru yang diikuti klub-klub hasil integrasi kompetisi Prima Categoria dan Promozione FIGC dengan Prima Divisione dan Seconda Divisione CCI, pada akhirnya baik FIGC dan CCI menyepakati Comprommeso Colombo dan setuju untuk bersatu kembali di bawah nama FIGC.


Dengan disetujui kesepakatan ini lahirlah Prima Divisione baru yang menggantikan Prima Categoria FIGC dan Prima Divisione CCI, serta lahir juga Seconda Divisione baru yang menggantikan Promozione FIGC dan Seconda Divisione CCI. Baik Prima Divisione dan Seconda Divisione dibagi dalam 2 Turnamen, Lega Nord akan dijalankan oleh FIGC sementara Lega Sud dijalankan CCI.


V. Petisi Emilio Colombo (Direktur La Gazzetta Dello Sport) 1922


Untuk memperjelas apa saja isi dari Petisi Colombo atau yg dikenal dengan Comprommeso Colombo, maka di sini saya akan menjabarkan poin-poin Comprommeso Colombo sesuai apa yang saya ketahui.


Hal-hal yg disepakati:

1) Reunifikasi kedua Asosiasi (FIGC dan CCI) dan reintegrasi kompetisi di bawah kedua Asosiasi tersebut.

2) Kompetisi utama musim 1922-1923 yang kini dinamai Prima Divisione di bawah FIGC (Lega Nord) akan diikuti oleh 36 klub dari 2 kompetisi musim sebelumnya Prima Categoria FIGC dan Lega Nord Prima Divisione CCI serta dibagi dalam 3 Grup – setiap grup diisi masing-masing 12 klub.

3) Kompetisi utama baru musim 1922-1923 akan diselenggarakan terpisah antara Lega Nord di bawah FIGC dan Lega Sud di bawah CCI.

4) Pada kompetisi Lega Sud di bawah CCI, seluruh proses teknis kompetisi akan diserahkan sepenuhnya kepada Asosiasi yang berwenang (CCI).

5) Kompetisi sepakbola Italia mulai musim kompetisi 1922-1923 akan terdiri dari 4 level/kasta yaitu Prima Divisione dan Seconda Divisione yang dijalankan bersama oleh FIGC (Lega Nord) dan CCI (Lega Sud) sertaTerza Divisione dan Quarta Divisione yang dijalankan oleh Comitati Regionali/Komite Regional (di bawah CCI).

6) Mulai musim kompetisi 1923-1924, Prima Divisione Lega Nord FIGC hanya akan diikuti 24 klub.

7) FIGC mengakui Pro Vercelli yang memenangkan Prima Divisione 1921-1922 CCI sebagai Juara Italia (scudetto) yang sah. (Akhirnya hal ini menjadikan adanya 2 Juara pada musim 1921-1922: Novese sebagai juara Prima Categoria dan Pro Vercelli sebagai juara Prima Divisione.

Pengorganisasian 36 klub peserta Prima Divisione Lega Nord FIGC 1922-1923:

1) 12 klub yang berasal dari Prima Divisione Lega Nord 1921-1922 CCI, terdiri dari masing-masing 6 klub yang menempati posisi teratas Grup A dan Grup B. Mereka adalah: Pro Vercelli, Novara, Bologna, Mantova, Andrea Doria, Juventus, Genoa, Alessandria, Pisa, Modena, Padova, Casale.

2) 12 klub yang berasal dari Prima Categoria 1921-1922 FIGC, terdiri dari masing-masing 2 klub yang menempati posisi teratas keenam Grup Regional. Mereka adalah: Sampierdarenese, Speranza Savona, Novese, US Torinese, Esperia Como, Cremonese, Petrarca Padova, Udinese, SPAL, Virtus Bolognese, Pro Livorno, Lucchese.

3) 6 klub yang berasal dari Prima Divisione Lega Nord 1921-1922 CCI, terdiri dari masing-masing 3 klub yang menempati posisi ke-7 hingga ke-9 dari Grup A dan Grup B. Mereka adalah: Hellas Verona, US Milanese, AC Milan, Legnano, Savona, Torino.

4) 6 klub yang berasal dari hasil play-off degradasi (spareggi), peserta spareggi terdiri dari: 3 klub yang menempati posisi terbawah Grup A dan Grup B Prima Divisione Lega Nord 1921-1922 CCI (total 6 klub), masing-masing 2 klub yang menempati posisi ke-3 hingga ke-4 dari keenam Grup Regional Prima Categoria 1921-1922 FIGC (total 12 klub), 2 klub yang menempati posisi teratas Putaran Final Seconda Divisione Lega Nord 1921-1922 CCI (total 2 klub).


Pengorganisasian spareggi Prima Divisione Lega Nord FIGC 1922-1923:

1) Putaran Kualifikasi spareggi FIGC diikuti oleh seluruh wakil dari Prima Categoria 1921-1922 FIGC (12 klub) yang akan diundi untuk bertanding satu sama lain dan akan menghasilkan 6 klub yang maju ke Putaran Utama spareggi. Mereka adalah: Rivarolese, Valenzana, Pastore, Viareggio, Como, Piacenza, Bentegodi Verona, Sestrese, Parma, Treviso, Libertas Firenze, Enotria Goliardo. Putaran Kualifikasi CCI diikuti 2 klub Juru Kunci Grup A dan Grup B Prima Divisione Lega Nord 1921-1922 CCI melawan 2 klub wakil Seconda Divisione Lega Nord 1921-1922 CCI dan akan menghasilkan 2 klub yang maju ke Putaran Utama spareggi. Mereka adalah: Vicenza, Inter Milan (Prima Divisione), Derthona, SC Italia Milano (Seconda Divisione). Format pertandingan berlangsung 1 kali di tempat netral.

2) Putaran Utama spareggi diikuti 8 klub dari Putaran Kualifikasi spareggi dan 4 klub tersisa wakil Prima Divisione Lega Nord 1921-1922 CCI yang akan diundi untuk bertanding satu sama lain dan akan menghasilkan 6 klub yang berhak mengikuti Prima Divisione Lega Nord FIGC 1922-1923. Mereka adalah: Venezia, Rivarolese, Pastore, Spezia, US Livorno, Piacenza, Sestrese, Brescia, Derthona, Treviso, Inter Milan, Libertas Firenze. Format pertandingan berlangsung 2 kali home dan away, apabila dalam 2 pertandingan tidak berhasil menemukan pemenang maka diadakan 1 pertandingan penentu di tempat netral.

3) Putaran Tambahan spareggi diikuti 4 klub yang tersingkir dari Putaran Utama spareggi (2 klub lagi tidak diikusertakan, Libertas Firenze tidak memiliki jumlah skuad yang cukup dan Piacenza mengundurkan diri) yang dibagi dalam 2 putaran, semifinal dan final. Mereka adalah: Sestrese, Venezia, Spezia, Treviso. Semua putaran berformat 1 kali pertandingan di tempat netral.


Setelah spareggi berhasil menghasilkan 6 klub yang berhak mengikuti Prima Divisione Lega Nord FIGC 1922-1923, ternyata masih ada 1 jatah tersisa sebagai akibat dari bangkrutnya Pro Livorno yang sebelumnya sudah masuk ke dalam 12 klub teratas Prima Categoria 1921-1922 FIGC. Karena alasan inilah Comprommeso Colombo memperpanjang masa spareggi untuk menghasilkan 1 klub lagi yang mengikuti Prima Divisione Lega Nord FIGC 1922-1923.


Hasil lengkap spareggi Prima Divisione Lega Nord FIGC 1922-1923:

Putaran Kualifikasi



Dibagi dalam 2 zona; zona FIGC dan zona CCI. Pertandingan berlangsung 1 kali dan dilaksanakan di tempat netral, kemudian diulang di lain waktu apabila hasilnya imbang. Pemenang melaju ke putaran utama.


FIGC


Rivarolese - Valenzana 2-0

Pastore - Viareggio 4-0

Como - Piacenza 1-2

Bentegodi Verona - Sestrese 2-7

Parma - Treviso 1-2

Libertas Firenze - Enotria Goliardo 2-1

CCI



SC Italia Milan - Inter Milan 0-2 (SC Italia Milano mengundurkan diri)

Derthona - Vicenza 4-0

Putaran Utama


Zona FIGC dan CCI digabung. Pertandingan berlangsung dalam 2 leg (home dan away), sementara apabila hasilnya imbang akan ditentukan di pertandingan tambahan yang dilaksanakan di tempat netral hingga menemukan pemenangnya. Pemenang berhak lolos ke Prima Divisione Lega Nord FIGC 1922-1923. Klub yang disebut pertama adalah tuan rumah leg I, klub yang disebut berikutnya adalah tuan rumah leg II.


Rivarolese - Venezia 0-0 2-1

Spezia - Pastore 1-1 1-2
Piacenza - US Livorno 2-4 (diulang karena masalah teknis, hasil sebelumnya 1-4) 0-2 (Piacenza mengundurkan diri)

Brescia - Sestrese 2-0 0-5 (Penentuan 2-0)

Treviso - Derthona 0-1 0-1

Inter Milan - Libertas Firenze 3-0 1-1


Putaran Tambahan


Dibagi dalam 2 putaran; Semifinal dan Final. Setiap putaran berlangsung dalam 1 kali pertandingan dan dilaksanakan di tempat netral, kemudian diulang di lain waktu apabila hasilnya imbang. Pemenang putaran Final berhak lolos ke Prima Divisione Lega Nord FIGC 1922-1923 menggantikan Pro Livorno yang bangkrut.


Semifinal


Sestrese - Venezia 1-0

Spezia - Treviso 3-0


Final


Spezia - Sestrese 2-1


VI. Kontroversi Petisi Emilio Colombo & Perkembangannya

Dengan sekilas kita bisa melihat bahwa Comprommeso Colombo mengabaikan Lega Sud dibandingkan Lega Nord, indikasinya jelas yaitu bahwa Comprommeso Colombo sama sekali tidak mengatur pengorganisasian Lega Sud dan sepenuhnya fokus pada pengorganisasian Lega Nord. Hal ini jugalah yang pada awalnya menjadi titik utama kontroversi Comprommeso Colombo pada tahun-tahun awal kelanjutan Prima Divisione. Alasan Colombo memprioritaskan Lega Nord sebenarnya cukup bisa dipahami mengingat pada saat itu klub-klub yang berasal dari selatan tidak memiliki prestise dan kemampuan finansial memadai sehingga hanya dianggap jauh lebih inferior, namun tetap saja tidak bisa dibenarkan karena jelas ada ketidakadilan dan diskriminasi dalam hal ini.



Setelah era transformasi dari Prima Divisione ke Serie-A pada awal tahun 30an dan terutama pasca era Perang Dunia II pada akhir tahun 40an ternyata kontroversi seputar Comprommeso Colombo masih berputar, namun fokus kontroversi bergeser dari yang awalnya tentang diskriminasi terhadap klub-klub Selatan (Lega Sud) menjadi tentang diskriminasi terhadap klub-klub Prima Categoria dan Promozione 1921-1922 FIGC. Indikasinya utamanya adalah seputar penetapan 36 klub peserta Lega Nord Prima Divisione 1922-1923 di mana klub-klub dari Prima Categoria 1921-1922 FIGC diberi jatah yang lebih sedikit dibandingkan klub-klub dari Prima Divisione 1921-1922 CCI, bahkan pada proses spareggi seluruh wakil Prima Categoria 1921-1922 FIGC langsung diikutsertakan sejak Putaran Kualifikasi sementara hanya 2 dari total 6 klub Prima Divisione 1921-1922 CCI peserta spareggi yang mengikuti Putaran Kualifikasi. Indikasi lain adalah diturunkannya kasta Prima Categoria dan Promozione 1921-1922 FIGC setelah Comprommeso Colombo mentransformasi kedua kompetisi tersebut menjadi Terza Divisione dan Quarta Divisione.


Pergeseran kontroversi Comprommeso Colombo paling anyar terjadi pasca skandal Calciopoli 2006 yang memaksa Juventus terdegradasi dan meninggalkan Inter Milan sebagai satu-satunya klub Italia sepanjang sejarah yang tidak pernah terdegradasi dari kasta pertama kompetisi sepakbola Italia. Sebagian pihak yang merasa tidak bisa menerima fakta ini bahkan kemudian memfitnah Inter Milan seharusnya terdegradasi pada tahun 1922 karena menempati posisi Juru Kunci Lega Nord Prima Divisione Grup B 1921-1922 CCI dengan menggunakan Comprommeso Colombo sebagai alasan Inter Milan terlepas dari degradasi. Hal terakhir inilah, yang setelah saya jabarkan panjang lebar di atas, akan saya luruskan kembali kebenarannya.


Petisi Colombo versi Pasca Calciopoli 2006: Fitnah Terhadap Inter Milan & Fakta Sebenarnya.


1. Fitnah: Inter Milan seharusnya terdegradasi setelah mengakhiri Prima Divisione 1921-1922 CCI sebagai Juru Kunci Lega Nord Grup B. Fakta: Sejak awal Regulasi Prima Divisione 1921-1922 CCI tidak menyatakan Juru Kunci kedua Grup Lega Nord otomatis terdegradasi langsung. Inter Milan yang berakhir sebagai Juru Kunci Lega Nord Grup B seharusnya menjalani play-off degradasi (spareggi) melawan Vicenza selaku Juru Kunci Lega Nord Grup A, pemenangnya akan bertahan di Prima Divisione dan yang kalah terdegradasi ke Seconda Divisione. Hanya saja Spareggi antara Inter Milan vs Vicenza tidak pernah terjadi karena didahului oleh disepakatinya Comprommeso Colombo sebelum jadwal pertandingan tersebut.


2. Fitnah: Comprommeso Colombo diajukan oleh Emilio Colombo dan manajemen Inter Milan. Fakta: Manajemen Inter Milan tidak terlibat perancangan Comprommeso Colombo karena petisi tersebut awalnya disusun Emilio Colombo bersama Presiden FIGC, Luigi Bozino, dan Presiden CCI, Giovanni Lombardi pada sebuah pertemuan mediasi 7 Desember 1921 di Milan. Fitnah ini muncul hanya karena tempat diselenggarakannya mediasi berdekatan dengan vila milik Enrico Olivetti, Presiden Inter Milan dari 1923-1926 (baru dilantik sebagai Presiden Inter Milan hampir 2 tahun setelah proses mediasi awal yang dipermasalahkan!)


3. Fitnah: Comprommeso Colombo berisi permohonan agar Inter Milan tidak didegradasi dan menjadikan Venezia sebagai pengganti Inter Milan untuk degradasi. Fakta: Silakan dibaca lagi poin-poin Comprommeso Colombo di atas dan tolong tunjukan bagian yang menyatakan Venezia menggantikan Inter Milan untuk terdegradasi. Inter Milan lolos dari degradasi berdasarkan regulasi yang disusun dalam Comprommeso Colombo setelah menjalani spareggi yang sah, sebaliknya Venezia justru terdegradasi juga berdasarkan regulasi yang disusun dalam Comprommeso Colombo setelah menjalani spareggi yang sah.

Kiper Terbaik Sepenjang Masa

1. Gordon Banks (Inggris)
Gordon Banks adalah kiper paling hebat sepanjang masa. Ia membuktikan dengan kemampuannya yang sungguh hebat dengan bakat yang luar biasa. Ia pernah menepis sundulan Pele pada piala dunia 1970 yang sudah 90% hampir gol. Itu dinobatkan sebagai penyelamatan terhebat sepanjang masa dan Pele sendiri mengakuinya.

2. Lev Yashin (Uni Soviet/Russia)

Mungkin banyak orang yang belum pernah mendengar nama ini, karena pemain ini pun sudah meninggal. Ia memiliki refleks yang bagus dan cepat saat menepis bola. Selama berkarir dalam sepak bola, dia juga banyak memenangkan piala. Ia juga telah menepis lebih dari 150 tendangan penalti. Namun, pada tahun 1986 ia mengalami hal yang tragis. Cedera lutut kaki kanannya yang sangat parah, membuat dokter terpaksa mengamputasi kakinya dan empat tahun kemudian ia meninggal setelah mengalami komplikasi dalam pembedahan.

3. Peter Schmeichel (Denmark)

Peter Schmeichel merupakan kiper terhebat karena karirnya yang sukses dan kemampuannya yang fantastis. Dengan badan tinggi besar, ia membawa Manchester United meraih treble winner pada musim 1997-1998 dan membawa Denmark juara Piala Eropa 1992. Ia pun juga telah mendapat predikat kiper terbaik dunia empat kali pada tahun 1992, 1993, 1997, 1999.

4. Dino Zoff (Italia)

Dino Zoff adalah salah satu legenda Italia dan Juventus. Ia juga merupakan salah satu kiper yang masih bermain pada saat usia 41 tahun untuk tim nasional dan klubnya. Ia pun telah mepersembahkan 6 gelar Serie A kepada Juventus dan 1 piala dunia kepada tim nasional italia.

5. José Luis Chilavert (Paraguay)
José Luis Chilavert mungkin adalah kiper profesional yang paling sering membuat gol. Terbukti dengan 67 gol yang sudah dibuatnya selama berkarir menjadi kiper. Pada tahun 1999, ia memecahkan sejarah dengan mencetak hat-trick pertama yang dilakukan oleh kiper. Dia juga telah mendapat gelar kiper terbaik tahun 1995, 1997, dan 1998.

6. Edwin Van Der Sar (Belanda)

Van Der Sar memang salah satu kiper terhebat sepanjang masa. Ia masih bermain sampai umur 40 tahun (musim 2010-2011) untuk membela Manchester United. Bersama Paul Scholes dan Ryan Giggs yang sama-sama sudah tua, mengantarkan MU menjuarai berbagai gelar. Ia menjaga gawangnya dengan tubuh yang tinggi dan tangannya yang panjang.

7. Claudio Taffarel (Brazil)
Claudio Taffarel dinobatkan sebagai salah satu kiper terbaik sepanjang masa karena banyak gelar yang dipersembahkannya kepada tim nasional Brazil. Dengan membawa Brazil menang piala dunia 1994 dan membawa Brazil ke final pada 1998 (walaupun kalah 3-0 oleh Prancis di final) serta ia juga mengantarkan Brazil juara Copa America pada tahun 1989 dan 1997. Selain itu dia juga memiliki skill yang mumpuni sebagai kiper.